CERMIN KEHIDUPAN

Kaca cermin adalah salah satu perabot yang biasa ada dimana-mana. Ada cermin satu arah dan ada cermin dua arah. Cermin satu arah biasa digunaan orang untuk melihat bayangan diri yang terpantul.

Sedangkan cermin dua arah biasa digunakan untuk keperluan khusus, misalnya keperluan penelitian atau penyidikkan kepolisian. Dimana cermin di pasang untuk digunakan mengobservasi target.

Tapi cermin dua arah juga bisa digunakan untuk hal kurang baik. Misalnya mengintip (Memperhatikan orang tanpa si orang tersebut tahu/sadar sedang diperhatikan). Biasanya di pasang di kamar mandi/ di kamar ganti. Penggunaan cermin dua arah pernah menjadi perhatian besar masyarakat, ketika pemilik agen pencari bakat memasang cermin tersebut di ruang ganti.

Dari internet, saya melihat rekaman gambar sejumlah artis yang kini namanya sudah di kenal baik di bidang musik, sinetron atau layar lebar, tengah berganti pakaian di sebuah ruangan. Sebagian besar tubuh mereka terlihat dengan jelas. Memang sangat tidak etis. Akibatnya, banyak orang terutama kaum perempuan menjadi waspada dan lebih hati-hati jika berada dalam sebuah ruangan yang ada cerminnya.

Beberapa orang memberikan tips untuk mengetahui cermin tersebut dua arah atau satu arah, salah satunya dengan menempelkan ujung jari/kuku. Jika jari/kuku kita menempel dengan bayangan jari/kuku yang dipantulkan di cermin berarti itu cermin dua arah. Sebaliknya jika jari/kuku tidak menempel pada bayangan jari/kuku yang dipantulkan cermin, berarti itu cermin satu arah.

Dengan cermin, seseorang dapat dibantu melihat bagian tubuh yang tidak dapat di lihat langsung. Dengan cermin, seseorang bisa memandang bayangan diri. Ini berguna untuk merapihkan jika penampilan terlihat kurang baik.

Pernahkah anda menggunakan cermin kehidupan? Yaitu cermin yang dapat digunakan untuk melihat hasil dari prilaku anda dalam melakoni kehidupan. Pernahkah anda merasa was-was jika berada dekat dengan cermin kehidupan? Coba, sejenak anda berdiam diri, pandanglah cermin kehidupan anda, apa yang terlihat. Baik , buruk atau biasa saja?

Tapi nanti dulu, mana cermin kehidupannya? Lalu dengan apa melihat cermin kehidupan tersebut? Siapa yang menggunakan cermin kehidupan? Dimana bisa melihat cermin kehidupan?

Cermin kehidupan adalah gambaran diri kita yang disampaikan/dilihat/di rasakat masyarakat sekitar kita. Atau dengan kata lain, pendapat orang tentang kita, itulah cermin kehidupan. Perbuatan diri akan menjadi cermin bagi diri sendiri. Masyarakat di sekeliling akan menjadi cermin kehidupan yang akan memantulkan gambaran bayangan tentang prilaku sehari-hari.

Jika anda senantiaa berprilaku baik, menjadi teladan dan selalu berbuat baik maka kebaikan anda akan terpantul cermin kehidupan, atau sebaliknya masyarakat sekitar malah merefleksikan cermin kehidupan yang kurang baik tentang anda.

Hasil bayangan dari cermin kehidupan memantulkan bayangan dari perbuatan nyata sehari-hari. Cermin kehidupan bisa digunakan setiap saat dan dimana saja dengan menggunakan hati nurani. Karena hanya hati nurani yang dapat melihat pantulan cermin kehidupan. Nurani yang bagaimana? Nurani yang selalu terasah oleh ibadah. Dengan iman ibadah yang baik, kita bisa lapang dada menerima pendapat orang tentang kita.

Nurani yang bersinar dengan mudah menangkap pantulan bayangan dari cermin kehidupan. Dan anda tak perlu repot-repot berdiri depan cermin lalu bertanya: ”Cermin-cermin katakan, apakah prilaku-ku sudah sesuai dengan kehendak Tuhan? Cermin tak akan menjawab, tapi nurani anda akan melihat pantulan bayangan itu. Siapa dan bagaimana bayangan anda akan dipantulkan cermin kehidupan sama dan persis dengan apa yang sudah anda lakukan dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Jika di kantor polisi dan beberapa kantor yang pernah saya masuki, memasang cermin besar di ruang penerimaan tamu dan di salah satu sisinya terpasang pesan: Sudah rapihkan penampilan anda? Maka di setiap hati kita, selalu ada cermin kehidupan dengan pesan ”Sudah rapihkah iman dan ibadah perbuatan kita?” Semoga cermin kehidupan membantu tiap-tiap individu untuk menjaga iman dan ibadah perbuatannya agar selalu rapih dan baik.
(Icha Koraag, 19 Des 2006)

No comments:

Post a Comment